Ddduuuhhh, …repotnya!
by Cerita Alkitab
Seorang tukang giling berjalan beriringan bersama anak laki-lakinya membawa seekor keledai yang akan dijualnya di pasar raya di kota. Belum jauh mereka berjalan, berjumpalah mereka dengan segerombolan gadis-gadis yang baru kembali dari kota. Gadis-gadis itu melihat kepada tukang giling, kepada anak laki-lakinya dan kepada keledainya sambil berbisik-bisik dan tertawa cekikikan.
“Lihat itu!” seru salah satu gadis cukup keras sehingga terdengar oleh si tukang giling. “Pernahkah kalian melihat orang yang lebih bodoh dari mereka ini, berjalan kaki dengan keringat bercucuran menuju ke pasar raya, sementara keledainya enak-enak saja ikut berjalan?
Mereka semua terbahak-bahak akhirnya, “Ha… ha…ha… ya, inilah tontonan paling seru dari orang-orang yang paling bodoh di seluruh dunia, ha…ha…ha”
Wah, bukan main malunya sang tukang giling mendengar perkataan mereka! Segera ia mengangkat puteranya naik ke atas punggung keledai dan mulai berjalan dengan cepat-cepat.
Di suatu belokan jalan, tampaklah sekelompok orang tua sedang berdiri di tepi jalan. Mereka berkata satu sama lain, “Lihat itu! Benar ‘kan apa yang kubilang tadi? Anak-anak jaman sekarang memang tidak tahu diri dan tidak sopan terhadap orang tua. Lihat anak kurang ajar itu, oh…oh… enak-enak saja dia naik keledai sementara ayahnya yang malang terengah-engah di sampingnya. Turun, anak kurang ajar dan pemalas! Biar orang tuamu yang naik keledai itu!”
Dengan takut sang anak buru-buru turun dari keledainya dan sekarang giliran ayahnya yang naik di situ.
Sudah cukup jauh mereka berjalan, bertemulah mereka dengan sekumpulan ibu-ibu bersama anak-anak mereka.
“Hei, tidak tahu malu kau bapak pemalas!” seru mereka. “Kenapa kamu tega membiarkan anakmu yang lemah itu berjalan kaki sedangkan kamu enak-enak naik keledai?!”
Si tukang giling mendengar perkataan itu kemudian segera mengangkat anaknya untuk naik bersama-sama dengan dia di atas keledainya.
Namun ketika mereka sampai di ujung desa, seorang bapak menatap mereka dan berkata dengan marah, “Perlakuan kalian terhadap keledai malang itu sungguh kejam dan keji. Aku akan melaporkannya kepada pemerintah supaya kalian ditangkap. Sekarang sebaiknya kalian menggendong keledai itu sehingga lelahnya hilang!” Dengan amat ketakutan si tukang giling beserta anaknya mengikat kaki keledai mereka dan dengan bantuan sepotong kayu, mereka memanggul keledai itu hingga sampai ke sebuah jembatan dekat pasar raya.
Dengan hati-hati mereka memanggul keledai itu sambil meniti jembatan. Di dekat jembatan itu sudah banyak orang berlalu-lalang, ada yang hendak menuju kota dan ada pula yang hendak pulang. Mereka menyaksikan perbuatan si tukang giling bersama anaknya dan hua..ha…ha…ha… mereka tertawa terbahak-bahak! Habis… siapa yang tidak geli melihat keledai itu sampai mendelik digotong terbalik! Mendengar suara tawa yang hiruk pikuk, sang keledai menjadi panik dan ketakutan. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari ikatan tali di kakinya. Karena hentakan dan rontaannya begitu kuat, si tukang giling dan anaknya tidak kuat menahan, dan akhirnya terlepaslah si keledai, tercebur dan hanyut di air sungai yang deras.
(Aesop’s Fabel: The Miller, His Son and Their Donkey)
Cerita diambil dari : http://www.sekolahminggu.com